Sejarah meriwayatkan dalam abad ke 14 terkenal dimasa itu dalam istilah zaman Hindu, maka dengan keadaan dimasa itu telah sepakat dari sekeluarga penyimbang Adat Sukadana Kenali Kecamatan Belalau Lampung Barat sekarang ini, yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama :
- Raja Agung Belunguh
- Sanggakhan Agung (Adik Kandungnya Sendiri)
Mereka sekeluarga besar telah sepakat melakukan perlawanan pindah dari Sukadana Kenali daerah-daerah pantai Teluk Semaka antara lain yang dimaksud yaitu :
- Mendirikan kampung untuk memperluas jangkauan adat dan sebagainya
- Memperluas areal pertanian, perkebunan dan persawahan.
Adapun mereka sekeluarga besar dari Sukadana Kenali yang melawat itu sendiri dari keturunan yang dewasa ini terdapat yaitu : “AZHARI GELAR DALOM JAYA UTAMA”.
Pada mulanya mereka membuat kampung yang terletak di dekat pantai laut Karta, kampung tersebut diberi nama “KAKHATTA” dan menurut sejarah mereka menganut agama Hindu dalam abad ke 14 s.d. 18 M.
Karena tempat dan letaknya kampung tersebut kurang cocok terutama karena terlalu dekat di pantai laut, maka beliau sekeluarga besar bermufakat kembali untuk pindah/menggeser kampung yang agak jauh sedikit dari pantai laut tersebut, juga masih di kampung Kakhatta yang sekarang ini terkenal dengan Pekon Karta mulai dari abad 18 M.
Oleh karena itu sejak abad ke 16 M hubunga Lampung dengan Banten sangat kuat dalam berbagai perusahaan dagang rempah-rempah pula dengan kedudukan/kerajaan dan keadatan sehingga banyak rakyat Lampung melawat ke Banten dalam berbagai tujuan, maka ada istilah Siba ke Banten atau menghadap Ragen Banten untuk memperkuat kedudukan termasuk adat dimasa itu.
Maka dari itu Raja Agung Belunguh bertambah kuat kedudukannya sebagai Raja kecil dalam bidang masa itu, juga beliau pernah mengadakan hajatan yang sangat besar sekali yang disebut Adat Lampung Ikhau.